iklan banner
Postingan Terbaru | IDMisteri
Home » » Tukang Setrum yang Apes

Tukang Setrum yang Apes

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh *hayo yang muslim wajib jawab lhoo*

Kali ini wahyu akan kembali bercerita kejadian seram yang menurut saya seram meskipun tidak terlalu seram, tetapi kalau mengalami sendiri jadi seram, jadi kesimpulannya cerita yang tidak terlalu seram ini akan menjadi seram jika pembaca berpikiran seram. Nah, lho..?

Apa kalian tahu ikan? Ya, hewan yang satu ini sebagian besar memiliki sisik dan hidup di air. Kalian suka memakannya? Ya, aku juga suka sob. Tapi hati-hati ya, kalau ikannyamasih mentah jangan dimakan sob, karena cacing-cacing yang ada di dagingnya belum musnah.

Oke kali ini aku akan bercerita tentang dua orang bapak-bapak yang kesehariannya memburu ikan dengan menggunakan setrum listrik. Di daerah kalian ada nggak? Kalo disini mah, udah biasa. Memang, kalau menggunakan setrum lebih mudah dan cepat mendapatkan ikan, sekali pencet tombolnya dan kemudian berbunyi “trrrrrrrt” maka ikan” disekitarnya langsung semaput. Sama kalau ada cewek yang aku goda langsung klepek-klepek. Hohoho…

Balik ke cerita.

Sebut saja kedua penyetrum ini Pak Untung dan Pak Basuki. Malam itu Untung dan Basuki sedang nyetrum di sawah pinggir desa sambil membawa penerangan yang cukup. Kalau malam hari semua ikan keluar dari sarangnya terutama ikan belut yang harganya lebih mahal disbanding ikan sawah lainnya. Nah disamping sawah tersebut berdiri dengan tegaknya sebuah kuburan, jadi, bisa dibayangin seremnya kaya apa.

Dan, setelah dirasa sudah mendapat banyak ikan, mereka hendak ke darat untuk pulang. Nah disini ada yang aneh sob. Saat hendak menginjakkan kakinya ke darat Pak Untung ini langsung lemas dan melongo dengan apa yang dilihat didepannya. Pak Basuki yang kaget melihat perilaku temannya itu, langsung mengerti sebab temannya menjadi seperti itu meskipun dirinya tidak mdapat melihat apa yang ada didepan temannya itu.

Tiba-tiba, Pak Basuki menyeletuk, “Mbah, kula nyuwun ngapura, yen kula lan rencangipun ganggu. Kula niki nyambut gawe kagem menehi maem anak lan bojo kula”, yang artinya “ Mbah, saya minta maaf, jika saya dan teman saya mengganggu. Saya sedang bekerja untuk member makan anak dan istri saya”.

Pak Untung ini, mendengar apa yang dikatakan oleh temannya tadi, dan setelah Pak Basuki bicara seperti itu Pak Untung langsung sadar dan berlari cepat sekali seperti habis ber temu syetan (ya emang bener) meninggalkan Pak Basuki sendirian yang masih di sawah. Kemudian Pak Basuki mengejar sambil berteriak “woi! Woi! Enteni!” (woi! Woi! Tunggu!).

Pak Untung kemudian duduk di Puskesmas desanya untuk menghilangkan rasa penat. Pak Basuki menghampirinya danterjadilah percakapan seperti berikut.

B = Pak Basuki,,, U = Pak Untung

B = “heh! Koe kok ninggalno aku dewekan nang sawah! Maksude opo toh?”

U = “oalah Bas,Bas. Aku mau pas arep munggah meng darat aku weruh nang ngarep raiku ana wong tapi mripate gedine sepiring! Terus aku yo lemes ora bias ngopo”. Nah pas mau rika njaluk ngapura aku ya krungu terus medine ilang. Aku yo mlayu saking wedine. Aku ngapunten yo Bas wis ninggalno rika. Aku yo maturnuwuuuun banget wis ditulungi rika.”

B = “hahaha dadi rika mau weruh wong tapi mripate gedine sepiring? Setrum bae, kan lumayan digowo bali kanggo tontonan nang desa.”

U = “ aduh Bas aku iki isih lemes, isih wedi, ojo diledek koyo kuwi lah. Wis bali bae yo..”

Artinya…

B = “heh! Kamu kok meninggalkan aku sendirian di sawah! Maksudnya apa sih?”

U = “ oalah Bas, Bas. Aku tadi saat mau ke darat aku lihat didepan wajahku ada orang tapi matanya sebesar piring! Lalu badanku lemas tidak bias apa-apa. Nah saat kamu minta maaf aku dengar lalu di hantunya hilang. Aku ya lari saking takutnya. Aku minta maaf ya Bas karena meninggalkan kamu. Aku ya terimakasiiiiih banget sudah ditolong kamu.”

B = “hahaha jadi kamu tadi lihat orang tapi matanya sebesar piring? Setrum saja, kan lumayan dibawa pulang untuk tontonan di desa.”

U = “ aduh Bas aku ini masih lemas,masih takut, jangan diledek seperti itu lah. Sudah pulang saja yuk..”

Akhirnya Pak Basuki dan Pak Untung pulang dengan tenang meskipun di jalan Pak Untung masih saja ketakutan dan selalu diledek oleh Pak Basuki.

Sekian cerita dari saya, bila ada kata-kata yang kurang baik mohon kritik dan sarannya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Memuat...

Foto Terbaru

Video Terbaru

Daftar Isi IDMisteri

    Memuat...
     
    Support : IDMisteri
    Template Created by AnarchyCox Published by LivaKara